Thursday, January 27, 2005

Where The MIPES are preserved?

Menelusuri Keberadaan MIPES ibarat mengurai benang kusut. Keyakinan yang sulit untuk dibuktikan. Indonesia berpenduduk mayoritas Muslim, jawabannya adalah absolutely yes!! (Biro Statistik jauh lebih tahu dari saya). Indonesia memeliki ribuan pondok pesantren, oh itu tidak bisa diragukan. Subdit Pembinaan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Departemen Agama RI, 1997 mendata 9388 pondok pesantren di seluruh Indonesia. Dan harus dicatat masih banyak yang belum terdata. Indonesia memiliki banyak ulama dalam setiap periode sejarah, oh jangan meragukan klaim ini. Sebagian besar ulama Indonesia adalah individu yang prolific (aktif menulis), sebagaian besar orang Islam mempercayai ungkapan ini. Tetapi ironisnya sangat sedikit yang mampu menunjukkan jejak intelektualnya. Jarang yang bisa menunjukkan keberadaan Manuskrip yang pernah ditulisnya.
Akhirnya kita berkutat pada tradisi lisan dari mulut ke mulut tentang karya tulis para ulama Islam Indonesia. Mereka yang prusatated dalam pencarian khazanah intelektual para ulama Islam Indonesia yang "diyakini" banyak akhirnya menarik nafas dalam sambil berujar "The pesantren is their living book." Oops!!
Problemnya sebenarnya sederhana, tapi complicated sekaligus critical. Ekskavasi akademik terhadap dunia pesantren belum menyentuh ke wilayah ini. Kalau pernah dilakukan, tembok besar menghadang. Profan dianggap sakral. Manuskrip yang berisi informasi intelektual seringkali dianggap sebagai amulet alias jimat yang memiliki nilai sakral. Sebab itu banyak penyimpan Manuskrip tidak mau membuka pintu almari penyimpannya untuk hanya sekedar diinventarisir dalam bentuk Kodeks MIPES. Apakah perlu gerakan desakralisasi MIPES untuk menghancurkan tembok penghalang tersebut? Saya kira tidak perlu, tetapi bagaimana ya.... kitman al-`ilm adalah gejala sosial yang cukup dicela oleh ajaran agama Islam. Intinya sebetulnya sederhana. Yang menganggap MIPES sebuah warisan yang sakral, boleh lah yang penting maau membolehkan the other mengakses informasinya. Desakralisasi MIPES akan merupakan rekayasa sosial yang memakan waktu tidak sebentar sedangkan kita berpacu dengan waktu bersama kehancuran MIPES akibat perawatan yang apa adanya, dimakan rayap dan hancur karena bencana alam. Bila MIPES gagal kita temukan maka ummat Indonesia Indonesia akan menjadi komunitas yang tidak memiliki tradisi tulis dalam era manuskrip. Wahh!!! Never let this horrible nightmare comes true ladies and gentlemen.
Nah sekarang stop NATO (No Action Talk Only) kawan kawan yang merasa pernah menemukan jejak MIPES di pondok pesantren, saya sangat menghargai bila mau berbagi informasi di glogger ini dengan menulis komentar, atau mengirim ke email saya a_ahyad@yahoo.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Free Vote Caster from Bravenet.com